Selamat Datang di http://ubaidshakera.blogspot.com/ SaLam Pote Tolang..!.Selamat Datang di http://ubaidshakera.blogspot.com/ SaLam Pote Tolang..!. Wajah Islam MOLAS di Molompar Atas Tombatu Timur MITRA SULUT ~ Poteh Tolang

Selasa, 19 November 2013

Wajah Islam MOLAS di Molompar Atas Tombatu Timur MITRA SULUT



Molompar Atas (Molas) adalah suatu desa di Kecamatan Tombatu Timur Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) Sulawesi Utara. Jumlah penduduk keseluruhan  941 orang yang terdiri dari 492 laki-laki dan 449 perempuan dengan jumlah KK 234. Tiga Suku terbesar di Molas adalah Suku Minahasa, Suku Sanger dan Suku Gorantolo, sedangkan Mata pencaharian utama 90% penduduk adalah petani. Prosentase keagamaan mayoritas penduduk di Molas 90 % beragama Kristen Protestan dan  5% Kristen Katolik sedangkan Islam sendiri hanya 5% dengan jumlah Jemaah berkisar 14 KK (Data.Sek.Desa 2013).
Dengan prosentase keagamaan tersebut, Islam di Molas termasuk dalam katogari minoritas yang secara kuantitatif mendapatkan sebagian kecil di antara agama-agama yang diyakini oleh keseluruhan penduduk. Namun yang menarik perhatian penulis adalah wajah-wajah muslim yang selalu menampakkan semangat tinggi dalam berupaya meningkatkan keberagamaan di tengah kehidupan sosial masyarakat keagamaan Protestan.
Menurut salah seorang pengurus Masjid Molas ketika ditemui penulis setelah melaksanakan sholat maghrib berjamaah mengatakan bahwa perjuangan masyarakat muslim molas perlu menjadi tauladan bagi umat muslim minoritas di belahan Dunia. Setidaknya ada dua hal yang dapat digambarkan. Pertama pada masa-masa awal peletakan batu pertama  pembangunan Masjid di Molas. Keinginan untuk membangun Masjid adalah sebuah impian masyarakat muslim Molas yang pada masa itu hanya bermodalkan niat dan tidak ada uang sepersenpun. Segala macam upaya dilakukan, diantaranya adalah lahirnya kesepakatan untuk bekerja bersama-sama menjadi kuli (pekerja bebas) sementara upah di sumbangkan ke penitia pembangunan Masjid. Selain dari pada itu, melewati perkumpulan kerukunan antar umat di Molas, panitia pembangunan mempunyai ide cemerlang untuk mengumpulkan dana yaitu mengadakan sebuah acara islami yang menggundang tokoh-tokoh Gereja yang secara tradisi di Molas dianjurkan antar umat saling menghadiri serta membawa amlop ketika undangan acara keagamaan dan atas jalan allah ternyata yang diharapkan melebihi bayangan, tokoh-tokoh agama mengintruksikan bagi gereja-gereja di Molas untuk menyumbang alat-alat serta material untuk menyukseskan pembangunan Masjid. Alhasil dengan upaya gigih tersebut, saat ini berdiri indah Masjid Molas sebagai satu dari dua masjid yang berada di seluruh daerah kecamatan Tombatu Timur.
            Yang kedua, perjuangan muslim Molas yang patut dibanggakan adalah mempertahankan keimanan di tengah tradisi keberagamaan Protestan. Dengan kesadaran penuh akan lingkungan minoritas muslim, mereka membatasi diri dalam melakukan aktifitas islami, seperti kegiatan-kegiatan islami atau membaca bacaan sholawat tidak menggunakan pengeras suara seperti layaknya Islam di tempat lain. Walaupun demikian bukan berarti mereka lemah, namun butuh waktu secara berlahan-lahan untuk beraktifitas secara bebas dan direlakan oleh segenap masyarakat umum sekitar. Salah satu bukti konkrit kekuatan muslim Molas ketika melontarkan penolakan tegas dalam menanggapi wacana dari tokoh Gereja untuk diadakan tradisi ibadah bersama yakni saling mengunjungi antar tempat ibadah ketika pada hari ibadah agama-agama di Molas.
            Pada akhirnya penulis ingin mengungkapkan bahwa wajah islam di Molas menjadi sebuah gambaran bagi kita, begitu sangat gigih perjuangan mereka dalam menegakkan keyakinan dalam diri dan umat muslim pada umumnya. Tulisan ini mencoba mendiskripsikan suatu pengalaman dari seorang penulis sendiri dengan maksud dan harapan akan muncul kesadaran bahwa perjuangan saudara-saudara muslim diluar daerah kita sangatlah sulit hanya demi meraih jalan kebenaran. Semoga bermanfaat.!

Penulis:
Subaidi, S.Sos
Asisten Peneliti PSKK UGM For SULUT

0 komentar:

Posting Komentar